Kau tahu? Sebenarnya begitu
banyak kisah yang ingin kuceritakan padamu. Begitu banyak pertanyaan yang
bergumpal di otakku dan siap kulayangkan padamu. Namun, semua itu belum sempat
kuungkapkan, karena apa? Kau seperti menunjukkan sikap bosan dan jenuh, kau
seakan selalu ingin mengakhiri pesan singkat itu. Meski begitu, aku selalu
mencoba mencari bahan pembicaraan yang lebih asyik di setiap pesan singkat
kita, karena aku ingin berlama-lama bertukar kabar denganmu.
Kau tahu? Aku rindu masa di mana
kita seperti tidak ingin mengakhiri pesan singkat itu, ketika kau tidak ingin
menutup telepon sampai aku tertidur. Hahaha. Iya, rasanya berlebihan sekali
kita kala itu. Tapi, faktanya aku sangat merindukan masa itu, iya itu masa di
mana kita masih di fase mengenal. Masih lebih banyak ingin tahu satu sama lain,
dan sekarang setelah kau tahu? Apa kau jenuh menghadapiku? Sedangkan aku masih
selalu ingin tahu tentangmu.
Quote galau yang berbunyi “bertahan
sendirian itu sakit”. Dan ternyata itu benar adanya! Sakit sekali
mempertahankan hubungan sendirian, memperjuangkannya sendirian. Padahal dulu,
kau yang memulainya, dan aku tidak membiarkan kau untuk memulai sendirian,
kupermudah jalan itu hingga sekarang aku bertemu pada fase “bertahan sendiri”.
Aku tidak tahu apa yang ada di pikiranmu? Apa kau masih menganggap hubungan ini
penting? Sikap acuh tak acuhmu menunjukkan kau telah menemukan kenyamanan yang
baru. Semudah itukah kau berpaling? Hmmmm.
Aku sangat merindukan nada pemberitahuan
darimu, dulu tanpa menunggu, aku selalu menerima pemberitahuan dari nama yang
kuinginkan (baca:kau). Tapi sekarang, aku hanya bisa membaca ulang pesan
singkat kita yang masih tersimpan. Hanya mendengarkan pesan suara yang dulu
selalu kau kirimkan. Perlu kau tahu, ada banyak lelaki yang men-chatku, itu
menandakan bahwa HP-ku tidak sepi bukan? Tapi tetap saja, kabar darimu yang
kunantikan. Entahlah, aku tidak tahu bagaimana ujungnya ini? Aku belum berani
menanyakan ada apa sebenarnya denganmu. Apa kau sengaja mengujiku? Dan
bodohnya, aku belum ingin mengakhiri hubungan ini, meski kutahu aku hanya
bertahan sendirian. Tapi sampai kapan aku harus bertahan? *Kok kayak lirik lagu
ya* Ya semoga saja aku bisa bersabar mempertahankan hubungan ini sendiri, dan
kesabaran itu membuahkan hasil.
Karena, seperti quote yang pernah
aku baca bahwa “Sabar itu akan indah pada waktunya” kapan waktunya? Ya sabar aja. Hehehe. Dan
lagi, guruku mengatakan bahwa sabar itu tidak ada batasnya, karena kalau ada
batasnya itu berarti jalan, bukan sabar.
Jadi, ya sabar aja. Ga ngerti ya? #boom
Sumber : Oleh Gita Savana
Sumber : Oleh Gita Savana
0 komentar:
Posting Komentar
>0<