Assalamualaikum,
holaaa, it’s Gita! Gimana nih kabar kamu semua readers? Wkwkwk, so sorry ya,
ini kenapa jadi kayak opening radio.
Untuk kamu yang
mungkin sudah ngikutin blog saya, atau pernah baca gitu ya, pasti sudah tahu
kalau saya pernah mengikuti recruitment radio announcer di salah satu radio
swasta di kota saya.
Ini linknya : Pengalaman Tes Menjadi Penyiar Radio
Namun sayang
sekali, saudara-saudara, saya sudah sampai tahap training, mungkin sudah hampir
2 bulan, tetapi saya mengundurkan diri karena terhalang izin papski. Huhuhu. *nangis di pojokan*
Awalnya saya
kesal, sedih, ngerasa sia-sia aja apa yang sudah saya lakukan selama kurang lebih 2 bulan itu. Saya cerita dan curhat sama temen, keluarga, senior, saya ceritakan kegalauan saya karena harus keluar dari radio. Karena saya cinta sekali dengan radio. I love radio with no a reason, guys.
kesal, sedih, ngerasa sia-sia aja apa yang sudah saya lakukan selama kurang lebih 2 bulan itu. Saya cerita dan curhat sama temen, keluarga, senior, saya ceritakan kegalauan saya karena harus keluar dari radio. Karena saya cinta sekali dengan radio. I love radio with no a reason, guys.
Walaupun hati saya
sakit, hancur, galau, gelisah. Wkwkwk. *Oke
ini agak di hiperbola ya* tapi saya mencoba berbesar hati, bahwa tidak ada
yang sia-sia di muka bumi ini. Asique.
Akhirnya saya menjalani hari tanpa training ke radio itu lagi, supaya jadi anak
yang berbakti gitu ya.
Hari terus berlalu,
saya semakin tidak pernah mengolah vokal, latihan siaran dan sebagainya. Saya
juga mulai tidak up to date dengan berita dan lagu terbaru. Ya, saya mulai
meninggalkan hobi saya dalam siaran.
Tapi memang, rencana Allah lebih indah. Ketika teman-teman angkatan 2015
pergi study tour, saya tidak. Saya disibukkan dengan aktifitas kampus kala itu,
menyambut kedatangan assessor untuk penilaian akreditasi fakultas. Saya ditugaskan
sebagai announcer radio kampus, jadi karena tidak ada teman-teman sejahwat,
saya bergabung dengan teman-teman semester bawah dan atas yang ada di kampus.
Lalu suatu hari, teman saya yang sedan dilanda kegalauan tiada tara,
habis putus dari pacar, namanya Fandi. Hahaha. Dia cerita tentang loker sebagai
penyiar di salah satu radio swasta, dan doi sudah ngelamar gitu katanya. Awalnya
saya tidak begitu antusias, karena mengingat Ayah saya tidak mengizinkan
menjadi penyiar radio. Tapi, ada teman saya yang sibuk bertanya tentang info
loker itu-dan membuat saya harus bertanya kepada Fandi.
Setelah tahu alamat email radio itu, saya langsung infokan ke teman yang
nanya itu. Lalu saya iseng dong, mengirim email juga. Hahaha. And then what? Besoknya
pihak radio menelpon ke telpon rumah saya, dan diangkat oleh adik saya
tersayang Dika Savana, hahaha. Pesannya disuruh datang ke kantor.
Tapi, karena
saya sedang sibuk urusan kuliah, jadilah saya datang keesokan harinya bersama
Fandi! Wkwk.
Setelah menunggu tidak cukup lama, saya diwawancarai oleh GM radio
tersebut, tidak sampai 5 menit saya disuruh pulang dan akan dikabarkan kembali,
begitu katanya. Karena yang mewawancarai saya sedang berbelasungkawa, Uni nya
meninggal hari itu.
***
Besok paginya, sabtu, 17 Februari 2018 saya di telpon untuk datang ke
radio dan siaran tandem dengan penyiar disana. Waw. I’m so nervous.
Tibalah saya di lokasi radio, dan saya mendengar suara gurih di balik
studio, aww, jadi kebanting wkwk. Oke skip. Jadi saya di tanya-tanya seputar
radio, pengalaman, minat dan lainnya. Lalu saya diruruh tapping (rekam suara)
demi apa suara saya bergetar karena gugup, haha.
Lalu setelahnya, saya siaran tandem dengan penyiar senior yang masya
Allah luar biasa hebatnya. Kebetulan acara pagi itu adalah telepon interaktif,
dan saya langsung kenal dengan penelpon namanya Sandun dan Om Ijal. Kata penyiarnya,
Om Ijal ini sudah bergabung tadi pagi, tapi, mendengar suara saya, dia gabung
lagi. Duh, jadi terharu. Lol.
Setelah siaran siang itu selesai, kira-kira pukul 12.00 wib, saya di
minta penyiar senior itu a.k.a Bang Andra, untuk menggantikan dia di program
malam minggu. Oh My God, saya senang sih diberi kepercayaan, tapi saya juga
takut, semua campur aduk deh. Hahaha. Mau tahu gimana cerita siaran pertama
saya? Next bakalan ditulis hihi.
Jadi, yang saya percaya dan pelajari dari kisah saya ini ialah, akan
selalu ada hikmah dibalik peristiwa, yang penting ikhlas dan bersabar, kalau
rezeki ga kemana, mungkin rezeki saya bukan di radio tempat saya training,
tetapi jalannya tetep di radio, saya juga sangat bersyukur bisa bergabung
diradio yang sekarang, karena lebih dekat dari tempat saya tinggal.
Yang terpenting adalah ikhlas, berdoa, berserah, berusaha, and let it
flow~
Kamu juga bisa baca:
0 komentar:
Posting Komentar
>0<