27/02/18

Pengalaman Pertama Kali Siaran Tandem!


Halooo, mulai hari ini sepertinya saya ingin berkomitmen untuk selalu menulis dan memposting tulisan di blog ini minimal 3 kali seminggu. Dan tulisan yang akan saya posting pun bermacam ragam. Sebelumnya, happy reading ya, hope you enjoy it!

Jadi, cerita ini dimulai ketika saya pertama kali siaran radio on air secara tandem (berdua). Siaran tandem ini adalah siaran yang dilakukan secara duet oleh penyiar. Saya merupakan penyiar baru di salah satu radio swasta di Kota saya (Jambi). Jadi, saya harus banyak latihan agar semakin lancer ketika siaran. Meskipun saya sudah mendapat program siaran sendiri. Nah, untuk memperlancar siaran itu, saya diberikan program tandem dengan penyiar senior, fyi, dia sudah 21 tahun berkecimpung di radio, dan sekarang, usia saya 20 tahun J

See? Betapa kebanting ketika saya siaran dengan beliau hahaha. Ditambah lagi olah vokalnya sudah bagus, kosa katanya kaya, dan bahasanya pun tersusun rapi, ditambah lagi beliau asyik dalam mengimbangi. Jadi, menurut saya, tandem ini kuncinya ialah bagaimana antara penyiar dapat saling mengimbangi, melengkapi, dan terjadi tiktok atau chemistry diantara keduanya supaya siarannya hidup dan tidak terkesan kaku.

Pertama kali saya siaran tandem dengan penyiar senior itu, saya minta pendapat dengan teman dan keluarga yang mendengarkan saya siaran. Jadi, kata mereka, suara saya dan suara penyiar senior itu, sebut saja A, kurang kawin. Pun begitu dengan interaksi kami, saya hanya seperti mengiyakan perkataan beliau, ya maklum lah ya baru. Hehehe.

Selain meminta pendapat, saya juga mendengarkan rekaman siaran kami malam itu, dan benar sekali, kurang ada tiktok (chemistry) antara kami berdua. Ditambah lagi suara si A ini gurihnya bukan main, berpower dan ulala pokoknya. Sedangkan saya, yah, tidak sebagus beliau. Tapi, saya percaya dengan “Learning by doing”.

Tapi, kalau saya boleh memilih sih, saya lebih suka siaran sendirian ketimbang siaran tandem. Karena menurut saya, untuk mendapatkan tiktok yang baik itu harus selalu terjadi komunikasi antara keduanya. Mungkin penyiar senior saya itu bisa mengimbangi, tapi, tetap saja saya ketara anak barunya hihi. Jadi, saya memutuskan saya lebih baik siaran sendirian, karena semasa training di radio swasta lainnya dulu, saya seringkali disuruh siaran tandem, dan ya, saya tidak begitu suka, so, I’m a single fighter.

Karena sangat sulit untuk saya bisa terjadi obrolan yang begitu “ngocol” dengan orang yang baru saya kenal. Saya bisa secair-cair mungkin, itu dengan orang yang benar-benar sering interaksi dengan saya, atau yang sudah kenal lama. Tapi, saya bukan introvert, bukan juga ekstrovert, saya diantara keduanya, saya bisa menjadi keduanya :D

Jadi begitulah pengalaman pertama saya siaran tandem:
1. Berat sebelah
2.  Kurang kawin
3. Kurang PD
4. Olah vocal yang belum baik

Nah, mungkin besok-besok setelah beberapa kali siaran tandem, saya ingin menulis tips bagaimana sih cara siaran tandem yang baik. Jadi, ditunggu aja ya, thank you J

Oh iya, buat kamu yang mau tahu gimana pengalaman saya tes menjadi penyiar radio, klik link ini ya: Pengalaman Tes Menjadi Penyiar Radio

Dan, untuk kamu yang mau tahu biasanya saya mencari materi siaran dimana? Klik link ini: Website Referensi Materi Siaran

Note: Saya masih newbie dalam siaran, tapi hanya ingin berbagi apa yang saya tahu saja, bukan sok menggurui, apalagi sombong. Dengan menulis, saya juga bisa semakin ingat.

Ada saran mau berbagi soal apa lagi? Komen yaaa..

25/02/18

IDN Times Pahlawanku ketika Siaran Radio!





Saya adalah penyiar radio (newbie) di kota tempat saya tinggal (Jambi). Ketika siaran, seorang penyiar tentu harus menyampaikan materi kepada pendengar, menjadi seorang penyiar tidaklah gampang, karena dituntut untuk selalu menyampaikan hal-hal menarik dan terkini, agar tidak kehabisan bahan saat siaran, seorang penyiar hendaknya membaca. Karena dengan membaca, tentu kita dapat menceritakan ulang, dan menjadi referensi yang dapat kita sampaikan kepada pendengar.

Selain saya memang dituntut untuk banyak tahu akan hal-hal baru atau yang sedang terkini, memang pada dasarnya, saya hobi membaca, terlebih mengenai lifestyle dan artikel-artikel ringan. Menjadi penyiar radio menurut saya unik, dan memiliki tantangan tersendiri. Terlebih, saya siaran tidak hanya di radio swasta (komersil), tetapi saya juga siaran di radio kampus (komunitas). Kedua jenis radio tersebut tentulah berbeda, pun begitu dengan materi yang saya sampaikan. Ketika saya menyampaikan isi saat siaran di kampus, biasanya lebih ke informasi formal, dan ketika saya siaran di radio tempat saya bekerja, lebih informal.

Bayangkan, berarti saya harus banyak membaca dong, ya? Hahaha. Betul sekali, sebelum on air, biasanya saya sudah menyiapkan materi apa-apa saja yang akan saya bacakan. Dan, saya sangat terbantu sekali dengan adanya website IDN Times, karena sering kali saya menyampaikan apa yang telah saya baca dari website tersebut.

Pilihan artikelnya pun beragam, jadi saya bisa memilah manakah yang cocok dengan program saya. Perlu diketahui, di radio tempat saya bekerja, saya mendapat program anak muda, yang siaran dari pukul 15.00-18.00 wib. Jadi, konten yang harus saya sampaikan adalah mengenai kids jaman now, yang bisa mendidik sekaligus menghibur para pendengar di sore hari. Karena bagi saya, meskipun materi yang saya sampaikan mengenai cinta atau suatu hubungan, tetapi tetap harus mendidik. Asik. Biasanya ketika membawakan program ini, saya sering membaca artikel di IDN Times pada tab Life, dan Hype karena beritanya cocok dengan apa yang seharusnya saya sampaikan. Pada tab Life ini, saya banyak mendapatkan referensi untuk materi yang hendak saya sampaikan ketika siaran, juga menambah wawasan saya soal kehidupan, inspirasi dan motivasi menjadi satu kesatuan di tab ini. Dan untuk materi hiburan ketika saya siaran, saya lebih sering membaca tab Hype, karena enterteint, yang sedang viral semuanya ada disini, saya sangat terbantu sekali hehehe. Wah, terima kasih IDN Times! ^^

Tulisan yang dimuat pada website IDN Times pun dikemas secara ringkas dan menarik, jadi improvisasi ketika saya siaran, tidak akan begitu sulit. Yang saya suka juga pada website ini adalah selalu up to date, dan gaya bahasanya kekinian sekali. Jadi, saya juga banyak belajar dari sini, hehehe. Karena menjadi penyiar radio itu, kata teman saya, “Wah, kamu pintar banget ya, saya banyak dapat ilmu dengerin kamu siaran.” Jadi, sepertinya penyiar radio itu smart gitu, ya. Padahal sesungguhnya adalah, website tempat dimana saya mengais informasi itulah yang pintar, hehehe (Baca: IDN Times).

Sedikit cerita lagi mengenai siaran di radio tempat saya bekerja, adalah saya terkadang harus siap menggantikan penyiar yang tidak bisa mengisi programnya. Dan itu menjadi tantangan juga bagi saya, karena tentu tiap program memiliki target pendengar dan materi yang berbeda. Karena pada program yang saya bawakan itu mengenai relationship atau friendship, tetapi terkadang saya harus membawakan program teman saya yang sesama penyiar, mengenai hal yang saya tidak ketahui, seperti K-POP, tips, parenting, entrepreneur dan lainnya. Nah, untungnya zaman sekarang sudah dimudahkan, terlebih lagi saya sudah punya website andalan, yang terpercaya dan sudah terbukti kefaktualannya.

Intinya IDN Times ini menyuguhkan informasi yang mudah dimengerti dan pengemasannya juga menarik, bahkan kita juga bisa menulis artikel, karena telah di sediakan platform untuk komunitas penulis. Dan jika dikumpulkan poin, maka bisa mendapatkan uang. Wah, harus banget dicoba nih.

Dan lagi, website IDN Times ini menyediakan berbagai informasi, terlengkap deh, ketika saya sedang siaran dikampus, dan mengharuskan untuk menyampaikan informasi yang sedikit berat, seperti pemilihan umum, ataupun politik, dan sebagainya, ada. Jadi, saya tidak perlu repot-repot untuk klik webste lain, karena disini sudah lengkap. Paket komplit, informasi lengkap dan jelas, pengemasannya menarik. Well, saya sebagai penyiar baru, sangat terbantu..

Ditambah lagi dengan rekomendasi artikel yang ditampilkan pada artikel yang sedang dibaca, membuat pembaca semakin penasaran dengan link artikel yang telah direkomendasikan. Jadi, saya sebagai penyiar radio dan sebagai seorang yang haus akan informasi (eak), sangat terbantu dengan website IDN Times ini. Ini cerita ku, mana ceritamu? Hehehe.

langsung check this out guys : IDN Times