Banyak
manusia di muka bumi ini. Namun tentu tidaklah sama dalam berpendapat. Sebuah
keluarga dalam satu rumah pasti sering cek-cok karena berbeda pendapat. Seperti
kata orang-orang, rambut sama hitam, hati siapa yang tahu. Begitulah, manusia
berbeda dalam sudut pandang. Perbedaan pendapat bisa terjadi pada siapa saja, dengan
teman, saudara, sahabat, pacar, rekan kerja bahkan orang tua.
Perkara
perbedaan pendapat, saya sering bertentangan dengan ‘Beliau’, entah mengapa kami selalu beradu argumen. Bahkan mengenai
hal-hal kecil sekalipun.
Terkadang
saya merasa berdosa harus selalu menentang pendapat beliau, yang memang itu
benar, benar sekali. Tetapi tidak sesuai dengan apa yang saya inginkan.
Merasa
egois, karena jarang sekali menuruti apa yang beliau anjurkan. Tapi, begitulah,
setiap manusia tentu memiliki pilihan hidup sendiri. Masing-masing pribadi
memiliki penilaian dan sudut pandang yang berbeda. Terlebih soal mimpi, tentu
kita memiliki mimpi yang berbeda-beda. Tidak bisa memaksakan mimpi si A kepada
si B, pun sebaliknya. Belum tentu apa yang dianggap benar oleh kita, dianggap
benar pula oleh orang lain, dan sebaliknya. Itu kalimat yang sering beliau
katakan kepada saya. Saya menyetujuinya.
Ketika
beradu argumen dengan ‘Beliau’,
beliau selalu memberikan saran dan arahan kepada saya, tidak hanya berdebat
soal perbedaan. Namun terkadang saya merasa tidak nyaman, karena ajakan yang
dibingkai oleh beliau, bukan hanya sekedar saran, namun juga seperti ajakan
yang memaksa. Saya seperti digiring untuk mengikuti keinginannya. Smooth sekali, tapi saya tetap menyadari
itu.
Dari
sana saya belajar bahwa jangan pernah menuntut orang untuk berubah dan
mengikuti persepsi kita, memilih pilihan kita, hal yang kita inginkan.
Dalam hal ini, banyak tanda
kutip, ya.
Jangan mengubah orang untuk
berubah menjadi lebih baik ‘versi’ kita.
Ketika
si A ingin menjadi pekerja kantoran, namun Anda lebih ingin menjadi pebisnis,
karena berbeda dengan prinsip atau yang Anda inginkan, lantas, apakah pilihan A
itu tidak baik? Tidak juga, kan?
Apakah Anda harus mendorong si A untuk mengikuti pilihan Anda?
Memberi
saran, masukan dan ide sangat boleh, tetapi hargai pilihan yang mungkin telah
diperjuangkan matang-matang oleh orang tersebut.
Karena
kembali lagi, apa yang dianggap baik oleh kita, belum tentu baik bagi orang
lain dan sebaliknya.
Jadi,
jangan pernah melihat sesuatu hanya dari sebelah sisi, tapi lihatlah dari dua
sisi. Mungkin dari sisi yang berbeda, akan terlihat suatu kebaikan yang HQQ.