06/10/17

Awas, Jangan Berdiri di Depan Pintu!





Bagaimana ketika kamu dekat dengan seseorang, melewati banyak hal, bercerita banyak kisah, berbagi dan saling mendukung dalam setiap peristiwa. Kamu merasa seperti dianggap penting olehnya, selalu kamu yang menjadi tujuan ketika dia melewati sesuatu yang baru. Selalu menanyakan kabar, dan tak lupa memberikan bumbu-bumbu perhatian di setiap pesan singkat. Bisa saja, “seseorang” itu adalah teman, sahabat, saudara, gebetan, pacar, atau... teman rasa pacar :D

Tadinya nyaman-nyaman saja dengan situasi dan kondisi yang demikian, karena kamu masih menganggapnya teman biasa, atau sekedar teman “chat” untuk meramaikan HP. Tapi semua berubah saat negara api menyerang, *eh.

Kamu mulai merasakan perasaan yang berbeda. Setiap hari seperti ada perasaan menunggu pesan singkat dari dia, merindukan candaannya yang sebenarnya sangat-sangat membuang waktu! Selalu ngecek handphone, padahal si dia tak kunjung memberi kabar.

Apa itu namanya PHP? Iya PHP, singkatan dari Pemberian Harapan Palsu. Apa dia hanya datang ketika butuh? Apa dia hanya datang ketika sedang kesepian? Sedang butuh teman chat? Atau dia sudah menemukan teman chat yang lebih asyik? Tentu pertanyaan seperti itu akan muncul, karena ketika dia membuat kamu nyaman, kamu hanya takut jatuh cinta sendirian, *tsah. Chat saja sama simsimi, biar gak baper :D. Ya gak? Hehehe.

Tapi....setelah pertanyaan-pertanyaan itu muncul, tak lama dia datang lagi seperti sedia kala, meski tidak chatingan sampai benar-benar membuang waktu seperti dulu. Kamu berpikir mungkin kemarin dia sibuk atau sedang ada sesuatu yang harus dikerjakan sehingga tidak sempat memberi kabar. Tapi bukankah jika sayang, sesibuk apa pun tetap akan memberi kabar? Hmmm...

Dan kamu masih mempunyai perasaan yang sama, tidak berubah. Dia pun begitu, menunjukkan sikap bahwa kamu adalah harapannya. Kamu tetaplah yang penting baginya. Tapi dia tetap tidak memberikan kepastian, apakah dia sayang, suka, atau cuma sekadar butuh sama kamu? Dan kamu tidak berani untuk mempertanyakan seperti apa posisi mu dihatinya. Kamu tetap mengikuti alur, meski dengan menahan sakit di dada akan sebuah kepastian. Tidak berani bertanya seperti apa posisimu karena kamu seperti mencium aroma bahwa dia menyembunyikan sesuatu dari kamu.

Kamu seperti ingin membuktikan bagaimana sih posisi kamu dihatinya? Tapi dengan cara apa? Apakah harus tetap menjalani penantian dalam diam ini? Apa harus kode dulu? Ah entahlah.. jadi, buat kamu yang sedang mendekati perempuan, jangan berdiri di depan pintu ya, kalau mau masuk-masuk saja, kalau mau keluar ya silakan, jangan menghalangi jalan bagi orang lain yang ingin masuk :D. Kalau cuman butuh untuk teman chat, ya sama simsimi aja! Kalau bosan ya bilang, bukan ngilang. Hehehe..



Sumber : Oleh Gita Savana

0 komentar:

Posting Komentar

>0<