27/10/17

Jangan mengubah orang untuk berubah menjadi lebih baik ‘versi’ kita.




Banyak manusia di muka bumi ini. Namun tentu tidaklah sama dalam berpendapat. Sebuah keluarga dalam satu rumah pasti sering cek-cok karena berbeda pendapat. Seperti kata orang-orang, rambut sama hitam, hati siapa yang tahu. Begitulah, manusia berbeda dalam sudut pandang. Perbedaan pendapat bisa terjadi pada siapa saja, dengan teman, saudara, sahabat, pacar, rekan kerja bahkan orang tua.

Perkara perbedaan pendapat, saya sering bertentangan dengan ‘Beliau’, entah mengapa kami selalu beradu argumen. Bahkan mengenai hal-hal kecil sekalipun.

Terkadang saya merasa berdosa harus selalu menentang pendapat beliau, yang memang itu benar, benar sekali. Tetapi tidak sesuai dengan apa yang saya inginkan.

Merasa egois, karena jarang sekali menuruti apa yang beliau anjurkan. Tapi, begitulah, setiap manusia tentu memiliki pilihan hidup sendiri. Masing-masing pribadi memiliki penilaian dan sudut pandang yang berbeda. Terlebih soal mimpi, tentu kita memiliki mimpi yang berbeda-beda. Tidak bisa memaksakan mimpi si A kepada si B, pun sebaliknya. Belum tentu apa yang dianggap benar oleh kita, dianggap benar pula oleh orang lain, dan sebaliknya. Itu kalimat yang sering beliau katakan kepada saya. Saya menyetujuinya.

Ketika beradu argumen dengan ‘Beliau’, beliau selalu memberikan saran dan arahan kepada saya, tidak hanya berdebat soal perbedaan. Namun terkadang saya merasa tidak nyaman, karena ajakan yang dibingkai oleh beliau, bukan hanya sekedar saran, namun juga seperti ajakan yang memaksa. Saya seperti digiring untuk mengikuti keinginannya. Smooth sekali, tapi saya tetap menyadari itu.

Dari sana saya belajar bahwa jangan pernah menuntut orang untuk berubah dan mengikuti persepsi kita, memilih pilihan kita, hal yang kita inginkan.

Dalam hal ini, banyak tanda kutip, ya.

Jangan mengubah orang untuk berubah menjadi lebih baik ‘versi’ kita.

Ketika si A ingin menjadi pekerja kantoran, namun Anda lebih ingin menjadi pebisnis, karena berbeda dengan prinsip atau yang Anda inginkan, lantas, apakah pilihan A itu tidak baik? Tidak juga, kan? Apakah Anda harus mendorong si A untuk mengikuti pilihan Anda?

Memberi saran, masukan dan ide sangat boleh, tetapi hargai pilihan yang mungkin telah diperjuangkan matang-matang oleh orang tersebut.
Karena kembali lagi, apa yang dianggap baik oleh kita, belum tentu baik bagi orang lain dan sebaliknya.


Jadi, jangan pernah melihat sesuatu hanya dari sebelah sisi, tapi lihatlah dari dua sisi. Mungkin dari sisi yang berbeda, akan terlihat suatu kebaikan yang HQQ.

0 komentar:

Posting Komentar

>0<